GEOSAKTI : SARESEHAN UNTUK NUSANTARA #5
GEOSAKTI : SARASEHAN UNTUK NUSANTARA #5, Virtual Tur Karbonat
Jakarta, Jul 18, 2020
Geosakti: SarasehanNusantara#5, Virtual Tur Karbonat
Speaker: Dr. Ir. M.Ali Jambak, M.T.
Moderator: Rendy, S.T., M.Eng.
Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang saling bersimbiosis, dihasilkan dan dibentuk terutama oleh/ dari sekresi coral yang bersifat calcareous. Sebagai framework (rangka) utamanya. Koloni ini pula yang dahulunya selama berjuta-juta tahun, akibat gaya endogen, terangkat ke permukaan laut dan membentuk formasi batuan karbonat dan morfologi karst yang tersebar di kepulauan Indonesia. Persebaran dari terumbu karang modern maupun formasi batuan karbonat di Indonesia sangat erat kaitannya dengan tatanan tektonik dan eustatik global, maupun faktor regional seperti iklim, gelombang/arus, dan geomorfologi.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir 81.000 km yang dilindungi oleh ekosistem terumbu karang. Terumbu karang Indonesia merupakan salah satu ekosistem terpenting di dunia yang menyimpan keanekaeagaman hayati laut tertinggi. Raja Ampat dan Kepulauan Seribu merupakan beberapa contoh dari gugusan terumbu karang penting di Indonesia, yang merupakan bagian dari sabuk segitiga terumbu karang. Sabuk ini adalah istilah geografis yang digunakan untuk merujuk perairan di sekitar kawasan Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste yang kaya akan terumbu karang. Segitiga terumbu karang oleh World Wildlife Fund ditetapkan sebagai salah satu dari prioritas utama dalam konservasi kehidupan maritim.
Saat ini, ekosistem terumbu karang memainkan peranan penting dalam industri wisata bahari, selain memberikan pelindungan pada kawasan pesisir dari hempasan gelombang dan gerusan arus laut. Namun demikian, ekosistem terumbu karang Indonesia saat ini sedang mengalami tekanan berat dari berbagai kegiatan seperti penangkapan ikan yang mempergunakan metode illegal seperti racun dan bahan peledak, maupun kegiatan reklamasi. Sedimentasi dan pencemaran juga merupakan ancaman juga ikut memperparah keaadaan. Belakangan ini diperkirakan hampir 25% dari ekosistem terumbu karang telah mati, antara lain akibat dari pemanasan global.
Formasi batuan karbonat yang membentuk kawasan karst di Indonesia mencakup luas sekitar 15,4 juta hektare dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Perkiraan umur pembentukan dimulai sejak 470 juta tahun lalu sampai yang terbaru sekitar 700.000 tahun yang lalu. Di kawasan karst, banyak dijumpai gua dan sungai bawah tanah yang juga menjadi pemasok ketersediaan air tanah yang sangat dibutuhkan oleh kawasan yang berada di bawahnya. Termasuk di dalamnya ketersediaan air bersih bagi kehidupan manusia. Kini banyak Kawasan karst yang terancam akibat kegiatan aktivitas penambangan oleh industri semen.
Formasi batuan karbonat merupakan batuan yang banyak ditemukan sebagai batuan reservoir minyak dan gas bumi, di antaranya adalah Formasi Kais di Papua dan Formasi Baturaja di Jawa Barat Utara. Hal ini tentu dikarenakan batuan karbonat memiliki sifat porositas dan permeabilitas yang baik. Namun demikian, tingginya kompleksitas dan heterogenitas dari batuan karbonat membuat suatu kualitas reservoir batuan karbonat sulit di prediksi. Oleh karena itu, studi dengan pendekatan geologi khususnya terkait dengan sifat properti dan diagenesis batuan, serta stratigrafi sekuen sangat dibutuhkan. Selain itu, potensi minyak dan gas bumi pada reservoir batuan karbonat alternatif, seperti karbonat laut dalam maupun karbonat hasil presipitasi (evaporit dll.) bisa menjadi objek tinjauan lebih dalam bagi para ahli geologi, guna menjawab tantangan eksplorasi minyak dan gas bumi pada batuan karbonat di masa depan