Hubungi Kami
- Teknik Geologi Universitas Trisakti
- Kampus A, Gedung D Lt. 2,
- Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol
- Jakarta Barat, Indonesia
- Phone: (62-21) 566 3232 Ext. 8506
- Fax: (62-21) 564 4270 Ext. 8506
- Email: geologi@trisakti.ac.id
Gempa bumi telah terjadi pada hari Jumat 14 Januari 2022 tepatnya pukul 16:05:41 WIB di wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi episenter gempa bumi tepatnya terletak di 105,05 BT dan 7,01 LS sekitar arah barat daya dengan magnitudo gempa 6,7 Mw dan berada pada kedalaman 10 km. Lokasi terletak di bawah laut namun tidak berpotensi tsunami.
Guncangan gempa bumi dirasakan cukup kuat terutama di sekitar daerah lokasi pusat gempa yaitu dengan intensitas diperkirakan berkisar VI-VII Modified Mercalli Intensity (MMI) (Gambar 1). Di wilayah Jakarta dan sekitarnya intensitas berkisar antara III-IV MMI, sedangkan di wilayah Bandung dan sekitarnya II-III MMI. Gempa tersebut telah menyebabkan kerusakan bangunan di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Provinsi Banten. Hingga saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih memantau untuk informasi lebih lanjut.
Gambar 1. Peta intensitas gempa bumi Jumat 14 Januari 2022 (BMKG, 2021)
Berdasarkan informasi data dan analisis gempa dari sumber lain seperti GeoForschungsZentrum (GFZ), terdapat sedikit perbedaan dalam besaran magnitudo, lokasi, dan kedalaman gempa (Tabel 1), dimana kekuatan gempa adalah 6,5 Mw pada lokasi 105,37 BT dan 6,80 LS di kedalaman 38 km.
Tabel 1. Data gempa bumi yang disertai focal mechanism solution dari GFZ
Perbedaan kedalaman ini menjadi bahan tinjauan studi lanjut dikarenakan lokasi titik gempa berdekatan antara provinsi tektonik subduksi dan juga struktur sesar yang lebih dangkal seperti sesar mendatar Cimandiri, maupun sesar mendatar dan sesar turun yang berada di Selat Sunda. Data focal mechanism yang diidentifikasi oleh GFZ menunjukkan adanya kinematika sesar naik dengan jurus sesar berarah barat laut – tenggara yang ditandai dengan sumbu-P yang berarah barat daya – timur laut dan sumbu-T yang mendekati vertikal. Pola ini mengikuti pola zona subduksi yang berada di selatan Jawa yaitu zona penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia (Gambar 2).
Gambar 2. Penyebaran data gempa bumi di sekitar Indonesia (USGS, 1960-2018). Warna biru tua 0-60 km, biru muda – hijau 60-150 km, kuning-jingga 150-250 km, merah muda 250-300 km dan putih 300-700 km.
Gambar 3 memperlihatkan pola struktur yang ada di daerah Pulau Jawa dan sekitarnya. Pola struktur yang terbentuk akibat tektonik subduksi di bagian selatan pulau Jawa cenderung bersifat co-axial. Dampak dari proses geologi tersebut membentuk mega-thrust di selatan Jawa, sesar naik yang berada di zona prisma akresi, serta sesar naik dan lipatan-lipatan yang terdapat di daratan pulau Jawa. Namun jika dilihat dengan seksama maka struktur yang berkembang di daerah Jawa tidak hanya terfokus pada sesar naik saja, pergerakan sesar mendatar juga memiliki aktifitas yang cukup intens. Misalnya sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Garut dan sesar-sesar mendatar lainnya. Analisis focal mechanism solution (FMS) <70 km telah menunjukkan kinematika sesar yang menyebabkan gempa pada beberapa tahun terakhir didominasi oleh sesar naik dan sesar mendatar. Bagaimanapun, aktifitas sesar penyebab gempa yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2022 berhubungan erat dengan struktur geologi lain yang menyebabkan gempa sebelumnya di seputaran wilayah dekat pusat gempa (Gambar 4).
Gambar 3. Peta struktur Pulau Jawa dan sekitarnya dengan overlay data FMS (Focal Mechanism Solution) BMKG dan GCMT (kedalaman gempa <70 km) (Adhitama, 2020).
Gambar 4. Lokasi gempa bumi 14 Januari 2022 dan lokasi gempa bumi yang terjadi sebelumnya disertai data FMS.
Referensi:
https://geofon.gfz-potsdam.de/old/eqinfo/list.php?mode=mt
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5898652/analisis-pvmbg-soal-penyebab-gempa-di-banten